Penerbit : Komunitas Merangkai Aksara
Genre : Fantasi 
Terbit : Sept 2023


Oleh Surur

SEDNA

Langit Jakarta semakin gelap, semilir angin terasa lebih dingin dari biasanya. Hampir tengah malam, Meli masih berada di tengah hiruk pikuknya jalanan ibu kota, sepulang dari pesta kecil ulang tahun rekan kerjanya di sebuah coffeeshop.

Tiba-tiba saja ia menghentikan langkahnya. Bola matanya melirik ke kanan dan ke kiri seperti mengintai sesuatu. Ada bayangan yang terus mengikutinya dari arah belakang, kemudian ia melanjutkan langkahnya semakin cepat.

“Taksi!”

Mobil biru muda itu pun menghampirinya. Meli menghela nafas panjang.

“Syukur deh aku sudah di dalam mobil, kalaupun terjadi apa-apa, ya setidaknya aku sudah berada di dalam mobil,” gumam perempuan berambut ikal itu.

Braak! Suara benturan mengguncang tubuh meli. Rupanya tabrakan beruntun baru saja terjadi. Meli tercengang ketakutan, menyesali ucapan yang baru saja keluar dari mulutnya. Seolah memberi perintah atas kejadian itu. Ia berusaha keluar dari mobil remuk yang ditumpangi, berlari menghindari kekacauan itu. Wajahnya tampak panik, mencoba mengenali dan mengingat kejadian serupa yang pernah ia alami. Tapi entah kapan dan di mana.

“Aku mau keluar dari sini,” isak Meli berharap.

***

“Mengapa aku di sini?” Meli mulai sadarkan diri.

“Siapa yang membawaku pulang?” tanya Meli keheranan.

Matanya menjelajah tiap sudut kamar.

Bruuk… suara benda terjatuh. Meli terperanjat, menghampiri sumber suara. Beberapa buku tebal tentang metafisika, antariksa juga astronomi tergeletak di lantai. Sekejap ia teringat akan sosok Sedna, tokoh yang diciptakan dalam novel terbarunya. Sedna adalah sosok misterius  yang berasal dari planet kerdil yang dingin dan gelap. Dibawa oleh awan oort, mahluk tersebut berhasil masuk ke tata surya dan membayangi kehidupan manusia di bumi. Mahluk dingin berwarna merah itu merasuki otak manusia, bersemayam di pikiran bawah sadar dan memporak porandakan isinya. Sehingga perilaku manusia menjadi kacau balau. Sedna memanfaatkan kelemahan alam bawah sadar itu, hingga manusia dihantui rasa was-was, cemas, sedih, juga ketakutan berlebih. Selain itu Sedna juga bisa membantu manusia mewujudkan semua yang dipikirkannya, dan itu hanya untuk manusia pilihan yang disukainya saja.

“Tidak mungkin, itu hanyalah sosok fiktif yang aku ciptakan sendiri.” tepis Meli dalam hati.

Meli mengembalikan buku-buku referensi yang berserakan itu ke tempatnya semula. Badannya terasa sedikit menggigil. Sekelebatan ia melihat ada bayangan bergerak dari balik rak buku.

“Keluar kau mahluk misterius!” teriak Meli menantang.

Matanya mengintai ke setiap sudut ruang. Berharap bayangan itu menampakkan diri.

“Apakah kamu Sedna?” lirih Meli dengan suara bergetar. Ia lalu tersungkur di bawah rak buku dan menangis ketakutan, tidak sudi dirinya disukai oleh Sedna. Seperti kisah dalam novelnya, dimana Sedna menyukai seorang anak manusia dan memporak porandakan kehidupan orang yang disukainya itu.

***

Matahari mulai meninggi, Meli membuka matanya perlahan, menikmati langit cerah dari balik tirai jendela. Lalu ia bergegas, hendak mendatangi seorang psikolog untuk mengkonsultasikan peristiwa yang menimpanya. Berharap peristiwa itu hanyalah delusi semata akibat terlalu fokus pada materi observasi untuk novel yang ia garap beberapa waktu lalu.

Setelah sekian lama menunggu di ruangan, Pria tinggi kurus berkulit kemerahan itu menghampirinya. Wajah Meli berubah seketika, sosok pria itu seperti sangat familiar baginya. Mata Meli terbelalak dan kedua bibirnya bergetar.

“Selamat pagi,” sapa psikolog itu.

“Anda siapa?” tanya Meli terbata.

“Aku Sedna.”


 

Comments

Popular Posts